Selasa, 08 Agustus 2017

Imunisasi Measles dan Rubella di SD Negeri Pendowoharjo

Hari ini Rabu, tanggal 9 Agustus 2017 SD Negeri Pendowoharjo di adakan Imunisasi measles & rubella (MR) oleh Puskesmas Sleman. Imunisasi tersebut dilakukan untuk mencegah penularan campak dan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella (Congenital Rubella Syndrome). Penyakit rubella biasanya ringan pada anak, namun cacat bawaan akibat infeksi rubella saat kehamilan ibu bisa berupa kelainan pada jantung dan mata, tuli dan keterlambatan perkembangan.
 
Pemberian imunisasi measles (campak) dan rubella (MR) dimulai pada pukul 08.00 WIB dari kelas I, II, III, IV, V, dan VI secara berurutan. Kegiatan imunisasi diharapkan dapat melindungi anak terhadap 8 penyakit, yaitu tuberkulosis, campak, difteri, batuk rejan, tetanus, polio, hepatitis B, dan hemofilus influenza, dan kini, measles dan rubella.

Kamis, 27 Juli 2017

Senam Sehat Bersama Milo

      Pada hari Jumat, 28 Juli 2017 di SD Negeri Pendowoharjo diadakan senam sehat. Acara senam terselenggara dengan kemitraan bersama Milo. Acara dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir 09.00. Seusai senam siswa-siswa menikmati susu milo yang dibagikan secara cuma-cuma. "Jangan lupa setelah habis, gelasnya dibuang ditempat sampah, ya!" pesan petugas Milo kepada siswa. Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti acara.



Kamis, 20 Juli 2017

Merayakan Ulang Tahun BPJS ke-49 di SD Negeri Pendowoharjo

Tanggal 19 Juli 2017 merupakan hari ulang tahun BPJS Kesehatan yang ke-49. Acara dilaksanakan di SD Negeri Pendowoharjo. Rangkaian acara di antaranya adalah senam, upacara seremonial, bakti sosial, pojok kupas, pemeriksaan kesehatan, dan makan bersama. Acara dihadiri oleh pejabat BPJS Regional Jateng-DIY, pejabat Pemerintah Kabupaten Sleman, Pejabat Dinas Pendidikan, Pejabat Muspika Kecamatan SLeman, Kepala Desa Pandowoharjo, Bapak Ibu KKKS, Bapak Ibu guru dan karyawan, wali murid, dan siswa-siswa SD Negeri Pendowoharjo, serta segenap tamu undangan. Dalam rangkaian acara hari ulang tahun BPJS diserahkan bantuan berupa TV Pojok Kupas dan peralatan olah raga kepada SD Negeri Pendowoharjo. 




Rabu, 14 September 2016

Koleksi Perpustakaan (4) Pendidikan Posmodernisme


           Judul Buku      : Pendidikan Posmodernisme
           Pengarang       : Mukhrizal Arif, dkk.
           Penerbit          : Ar-Ruzzmedia
           Status koleksi : ada; dapat dipinjam anggota

Sekilas tentang buku:
Dalam buku ini berisi banyak ulasan menarik tentang tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia. Ada juga tulisan yang menurut saya menarik dan sangat bermanfaat, misalnya ulasan tentang adab mencari ilmu atau etika belajar. Berikut ini adalah etika murida dalam belajar.
1. Sebelum mengawali proses mencari ilmu, seorang pelajar hendaknya memberishkan hati terlebih dahulu dari berbagai macam kotoran dan penyakit hati seperti kebohongan, prasangka buruk, hasut (dengki), serta akhlak-akhlak atau kaidah tidak terpuji. Hal yang demikian itu sangat sianjurkan demi menyiapkan diri dalam menerima, menghafal, serta memahami ilmu pengetahuan secara lebih baik dan mendalam.
2. Membangun niat yang luhur, yakni mencari ilmu pengetahuan demi semata-mata meraih ridha Allah SWT, serta bertekad mengamalkannya setelah ilmu itu diperoleh, mengembangkan syariat Islam, mencerahkan mata hati (batin), dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Menyegerakan diri dan tidak menunda-nunda waktu dalam mencari ilmu pengetahuan.
4. Rela, sabar, dan menerima keterbatasan (keprihatinan) dalam masa-masa pencarian ilmu, baik menyangkut makanan, minuman, dan pakaian.
5. Membagi dan memanfaatkan waktu serta tidak menyianyiakan karena setiap siswa waktu (yang terbuang sia-sia) akan menjdai tidak bernilai.
6. Tidak berlebihan (terlampau kenyang) dalam mengonsumsi makanan dan minuman karena mengonsumsi makanan dan minuman terlalu banyak dapat menghalangi seseorang dari melakukan ibadah.
7. Bersikap wara` (waspada) dan berhati-hati dalam setiap tindakan.
8. Tidak mengonsumsi jenis-jenis makanan yang dapat menyebabkan akal (kecerdasan) seseorang menjadi tumpul (bodoh) serta melemahkan kekuatan organ tubuh.
9. Tidak terlalu lama tidur, yakni selama itu tidak membawa dampak negatif bagi kesehatan jasmani dan ruhaninya.
10. Menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik.

Menarik bukan? Silahkan baca selengkapnya di buku yang dapat kamu pinjam di perpustakaan. Semoga bermanfaat.

Senin, 29 Agustus 2016

Koleksi Perpustakaan (3) Berbuat Adil Dalam Keluarga



           Judul Buku      : Berbuat Adil dalam Keluarga
           Pengarang       : Riza A.
           Penerbit          : Sinar Grafika
           Status koleksi : ada; dapat dipinjam anggota 

Sekilas tentang buku:
Hari sudah pagi, tetapi Anisa belum bangun. Ibu masuk ke kamar Anisa, lalau membangunkan Anisa.
"Anisa ayo bangun sudah siang, nanti kamu terlambat ke sekolah, " kata ibu sambil menggerakkan badan Anisa. Namun, Anisa tetap tidak bangun.
Sementara itu Ayah Anisa sedang minum teh panas dengan singkong rebus panas kesukaannya. Ayah heran kenapa Anisa belum bangun.
Anisa ke mana Bu, kok belum kelihatan dari pagi? tanya ayah kepada ibu.
"Iya, ibu sudah membangunkannya dari pagi tadi, tapi kok belum bangun-bangun, coba kamu Arga bangunkan adik kamu,' suruh ibu.
"Iya, Bu." jawab Arga. Arga pun segera menghampiri kamar adiknya yang terletak tidak jauh dari ruang makan.
...
Nah itu sedikit penggalan yang mengawali cerita buku ini. Mengapa Anisa tidak mau bangun pagi? Apakah Anisa mau bangun ketika yang membangunkan adalah kakaknya? Bagaiman kelanjutannya? Silahkan teman-teman meminjam dan membacanya. Cerita dalam buku ini mencoba menggambarkan ilustrasi kehidupan dalam keluarga untuk menerapkan nilai-nilai Pnacasila. Nilai yang terkandung dalam buku ini adalah bagaimana menerapkan keadilan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata kunci yang ada dalam buku ini adalah bahwa Adil tidak berarti harus selalu sama. Semoga dengan membaca buku ini wawasan kita semakin luas dan bertambah ilmunya.
Selamat membaca.


Jumat, 17 Juni 2016

Budaya Literasi (artikel 2)

Mengakrabkan Siswa dengan Perpustakaan Sekolah di Era Gadget

 

Sumber gambar : http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg

Perpustakaan menjadi jaminan pendidikan di Jepang untuk memajukan generasi muda. Makanya, perpustakaan dengan koleksi komplet menjadi andalan bagi sekolah-sekolah di Jepang untuk menggaet calon-calon siswa.
Media massa di Tokyo, Jepang, Yoshiko Shimbun, dalam wartanya beberapa waktu silam menunjukkan bahwa kebiasaan membaca di Jepang berawal dari sekolah. Sebelum memulai pelajaran, guru mewajibkan siswa membaca selama sepuluh menit. Menariknya, kebiasaan ini berlangsung lebih dari 30 tahun (dalam http://edukasi.kompas.com).

Di Indonesia sendiri kita sering mendengar ungkapan "Perpustakaan adalah jantung sekolah". Ungkapan inilah yang sering kita jumpai di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Perpustakaan sumber pengetahuan untuk para siswa melalui buku-bukunya. Sayang, di era gadget saat ini nasib perpustakaan semakin terpinggirkan. Mengapa terjadi?
Dunia gadget sudah menjangkau kehidupan mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak. Berbagai konten disajikan dan dapat diakses dengan mudah melalui gadget. Pengaruh game online, konten internet yang memberikan informasi secara instan, menjadikan buku serasa jauh dari anak-anak. Sangat disayangkan pula banyak situs-situs internet memberikan informasi tidak mendidik seringkali dapat diakses secara bebas oleh anak-anak melalui gadget mereka.
Hal itu tentu memerlukan perhatian setiap sekolah-sekolah untuk mengakrabkan kembali siswa-siswanya dengan perpustakaan dengan meningkatkan minat baca siswa melalui budaya literasi. Budaya literasi dirancang untuk membiasakan anak gemar membaca dan menulis, Penumbuhan budaya literasi mengambil model penumbuhan budi pekerti lima belas menit pertama sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Modelnya adalah membaca, mengkonstruksi, dan menulis kembali hasil bacaan, dan bahan bacaan yang nanti disiapkan tentunya relevan dengan perkembangan psikologi dan kecerdasan siswa.
Untuk memulai menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas kecakapan berbahasa Indonesia melalui membaca dan menulis dapat difokuskan sejak sekolah dasar. Untuk itu, marilah sebagai orang tua maupun guru  yang sangat peduli terhadap masa depan anak didik kita, perlu selalu memberikan pengarahan positif  agar anak dapat mengembangkan potensinya dan menciptakan prestasi-prestasi cemerlang melalui gemar membaca di perpustakaan sekolah.

Sumber bacaan :
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1891
http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
http://edukasi.kompas.com
http://perpusbpbatam.blogspot.co.id/2015/11/pentingnya-mengenalkan-perpustakaan.html

Kamis, 22 Oktober 2015

Koleksi Perpustakaan (2) Kesatria dan Kastil



           Judul Buku      : 100 Pengetahuan tentang Kesatria & Kastil
           (buku terjemahan dari "100 Thing you should know about KNIGHTS & CASTLES)
           Pengarang       : Jane Walker
           Penerbit          : Pakar Raya
           (buku asli diterbitkan oleh Miles Kelly Publishing pada tahun 2001)
           Tahun terbit     : 2006
           Status koleksi : ada; dapat dipinjam anggota 


Sekilas tentang buku :
Kawan-kawan tahukah kamu apa itu kastil? Di manakah kastil-kastil pertama dibangun? Bagaimanakah cara menjadi kesatria? Kalau kawan-kawan belum tahu, kalian dapat membaca buku ini. Buku ini berisi 100 pengetahuan tentang kisah kastil dan kesatria. Ada banyak wawasan yang dapat kawan-kawan dapat dengan membaca buku ini.
Pengetahuan pertama yang dapat kawan-kawan ketahui yaitu tentang bagaimana kehidupan kastil. Kastil adalah rumah sekaligus benteng pada abad pertengahan. Kastil menjadi tempat tinggal bagi seorang raja kerajaan atau raja kastil beserta keluarganya, dan dengan kastil itu dia bisa mempertahankan tanah miliknya. Kastil juga merupakan pos para prajurit, penjara bagi pelaku kejahatan, pengadilan untuk menyelesaikan masalah, tempat pembuatan senjata dan baju zirah, serta tempat menyelenggarakan pesta besar dan turnamen pertandingan. 

Kastil-kastil pertama kebanyakan dibangun dari kayu dan letaknya di atas sebuah bukit. Kadang-kadang para pembangun kastil menimbun tanah untuk membuat bukit buatan. Di atas bukit buatan yang disebut motte, dibangun sebuah menara utama atau keep. Bagian yang paling mudah dipertahankan.

Tempat terbaik untuk membangun kastil adalah di atas bukit. Posisi puncak bukit memberikan pandangan yang bagus ke daerah-daerah sekelilingnya, dan ini menyulitkan para musuh melancarkan serangan mendadak. Kadang sbuah kastil dibangun di bantaran sungai atau danau, yang airnya dimanfaatkan untuk membuat parit pertahanan.

Raja kastil dan keluarganya tinggal di bagian paling aman dari kastil (menara utama). Tembok-tembok menara utama dibuat sangat kuat, dan di beberapa kastil, tebal tembok sedikitnya 3,7 meter. Di dalam menara utama terdapat ruangan-ruangan besar untuk menerima tamu dan menyelenggarakan pesta, dan juga terdapat ruang-ruang yang lebih kecil sebagai gudang dan ruang para penjaga. Kamar-kamar tidur keluarga terletak di lantai paling atas. Banyaknya kamar dan pertahanan ini membuat proses pembangunan kastil menjadi sangat lambat dan mahal.

Untuk menjadi seorang kesatria diperlukan 14 tahun latihan. Putra seorang bangsawan dikirim ke kastil pada usia tujuh tahun. Dia mempelajari cara berkuda, cara memanah dengan busur dan anak panah, serta cara bertata krama terhadap para bangsawan. Kemudian ia menjadi seorang ajudan kesatria, untuk belajar bertarung dengan pedang serta merawat baju zirah dan senjata pelatihnya. Jika berhasil, dia bisa menjadi seorang kesatria pada usia 21 tahun.

Nah, kawan-kawan menarik bukan isinya? Buku ini menulis pengetahuan tentang kastil dan kesatria dengan apik, sehingga enak dibaca. Gaya bertuturnya yang lugas, singkat, dan jelas merupakan salah satu kelebihan buku ini. Kelebihan lain dari buku ini adalah adanya warna dan ilustrasi menarik yang mendukung pengetahuan yang diberikan menjadi lebih diskriptif di mata pembaca. Agar lebih luas wawasanmu tentang kesatria dan kastil baiknya buku ini kawan-kawan pinjam. Baiklah kawan-kawan, selamat membaca!

Oleh: W. Murih Widodo