Rabu, 14 September 2016

Koleksi Perpustakaan (4) Pendidikan Posmodernisme


           Judul Buku      : Pendidikan Posmodernisme
           Pengarang       : Mukhrizal Arif, dkk.
           Penerbit          : Ar-Ruzzmedia
           Status koleksi : ada; dapat dipinjam anggota

Sekilas tentang buku:
Dalam buku ini berisi banyak ulasan menarik tentang tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia. Ada juga tulisan yang menurut saya menarik dan sangat bermanfaat, misalnya ulasan tentang adab mencari ilmu atau etika belajar. Berikut ini adalah etika murida dalam belajar.
1. Sebelum mengawali proses mencari ilmu, seorang pelajar hendaknya memberishkan hati terlebih dahulu dari berbagai macam kotoran dan penyakit hati seperti kebohongan, prasangka buruk, hasut (dengki), serta akhlak-akhlak atau kaidah tidak terpuji. Hal yang demikian itu sangat sianjurkan demi menyiapkan diri dalam menerima, menghafal, serta memahami ilmu pengetahuan secara lebih baik dan mendalam.
2. Membangun niat yang luhur, yakni mencari ilmu pengetahuan demi semata-mata meraih ridha Allah SWT, serta bertekad mengamalkannya setelah ilmu itu diperoleh, mengembangkan syariat Islam, mencerahkan mata hati (batin), dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Menyegerakan diri dan tidak menunda-nunda waktu dalam mencari ilmu pengetahuan.
4. Rela, sabar, dan menerima keterbatasan (keprihatinan) dalam masa-masa pencarian ilmu, baik menyangkut makanan, minuman, dan pakaian.
5. Membagi dan memanfaatkan waktu serta tidak menyianyiakan karena setiap siswa waktu (yang terbuang sia-sia) akan menjdai tidak bernilai.
6. Tidak berlebihan (terlampau kenyang) dalam mengonsumsi makanan dan minuman karena mengonsumsi makanan dan minuman terlalu banyak dapat menghalangi seseorang dari melakukan ibadah.
7. Bersikap wara` (waspada) dan berhati-hati dalam setiap tindakan.
8. Tidak mengonsumsi jenis-jenis makanan yang dapat menyebabkan akal (kecerdasan) seseorang menjadi tumpul (bodoh) serta melemahkan kekuatan organ tubuh.
9. Tidak terlalu lama tidur, yakni selama itu tidak membawa dampak negatif bagi kesehatan jasmani dan ruhaninya.
10. Menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik.

Menarik bukan? Silahkan baca selengkapnya di buku yang dapat kamu pinjam di perpustakaan. Semoga bermanfaat.

Senin, 29 Agustus 2016

Koleksi Perpustakaan (3) Berbuat Adil Dalam Keluarga



           Judul Buku      : Berbuat Adil dalam Keluarga
           Pengarang       : Riza A.
           Penerbit          : Sinar Grafika
           Status koleksi : ada; dapat dipinjam anggota 

Sekilas tentang buku:
Hari sudah pagi, tetapi Anisa belum bangun. Ibu masuk ke kamar Anisa, lalau membangunkan Anisa.
"Anisa ayo bangun sudah siang, nanti kamu terlambat ke sekolah, " kata ibu sambil menggerakkan badan Anisa. Namun, Anisa tetap tidak bangun.
Sementara itu Ayah Anisa sedang minum teh panas dengan singkong rebus panas kesukaannya. Ayah heran kenapa Anisa belum bangun.
Anisa ke mana Bu, kok belum kelihatan dari pagi? tanya ayah kepada ibu.
"Iya, ibu sudah membangunkannya dari pagi tadi, tapi kok belum bangun-bangun, coba kamu Arga bangunkan adik kamu,' suruh ibu.
"Iya, Bu." jawab Arga. Arga pun segera menghampiri kamar adiknya yang terletak tidak jauh dari ruang makan.
...
Nah itu sedikit penggalan yang mengawali cerita buku ini. Mengapa Anisa tidak mau bangun pagi? Apakah Anisa mau bangun ketika yang membangunkan adalah kakaknya? Bagaiman kelanjutannya? Silahkan teman-teman meminjam dan membacanya. Cerita dalam buku ini mencoba menggambarkan ilustrasi kehidupan dalam keluarga untuk menerapkan nilai-nilai Pnacasila. Nilai yang terkandung dalam buku ini adalah bagaimana menerapkan keadilan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata kunci yang ada dalam buku ini adalah bahwa Adil tidak berarti harus selalu sama. Semoga dengan membaca buku ini wawasan kita semakin luas dan bertambah ilmunya.
Selamat membaca.


Jumat, 17 Juni 2016

Budaya Literasi (artikel 2)

Mengakrabkan Siswa dengan Perpustakaan Sekolah di Era Gadget

 

Sumber gambar : http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg

Perpustakaan menjadi jaminan pendidikan di Jepang untuk memajukan generasi muda. Makanya, perpustakaan dengan koleksi komplet menjadi andalan bagi sekolah-sekolah di Jepang untuk menggaet calon-calon siswa.
Media massa di Tokyo, Jepang, Yoshiko Shimbun, dalam wartanya beberapa waktu silam menunjukkan bahwa kebiasaan membaca di Jepang berawal dari sekolah. Sebelum memulai pelajaran, guru mewajibkan siswa membaca selama sepuluh menit. Menariknya, kebiasaan ini berlangsung lebih dari 30 tahun (dalam http://edukasi.kompas.com).

Di Indonesia sendiri kita sering mendengar ungkapan "Perpustakaan adalah jantung sekolah". Ungkapan inilah yang sering kita jumpai di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Perpustakaan sumber pengetahuan untuk para siswa melalui buku-bukunya. Sayang, di era gadget saat ini nasib perpustakaan semakin terpinggirkan. Mengapa terjadi?
Dunia gadget sudah menjangkau kehidupan mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak. Berbagai konten disajikan dan dapat diakses dengan mudah melalui gadget. Pengaruh game online, konten internet yang memberikan informasi secara instan, menjadikan buku serasa jauh dari anak-anak. Sangat disayangkan pula banyak situs-situs internet memberikan informasi tidak mendidik seringkali dapat diakses secara bebas oleh anak-anak melalui gadget mereka.
Hal itu tentu memerlukan perhatian setiap sekolah-sekolah untuk mengakrabkan kembali siswa-siswanya dengan perpustakaan dengan meningkatkan minat baca siswa melalui budaya literasi. Budaya literasi dirancang untuk membiasakan anak gemar membaca dan menulis, Penumbuhan budaya literasi mengambil model penumbuhan budi pekerti lima belas menit pertama sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Modelnya adalah membaca, mengkonstruksi, dan menulis kembali hasil bacaan, dan bahan bacaan yang nanti disiapkan tentunya relevan dengan perkembangan psikologi dan kecerdasan siswa.
Untuk memulai menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas kecakapan berbahasa Indonesia melalui membaca dan menulis dapat difokuskan sejak sekolah dasar. Untuk itu, marilah sebagai orang tua maupun guru  yang sangat peduli terhadap masa depan anak didik kita, perlu selalu memberikan pengarahan positif  agar anak dapat mengembangkan potensinya dan menciptakan prestasi-prestasi cemerlang melalui gemar membaca di perpustakaan sekolah.

Sumber bacaan :
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1891
http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
http://edukasi.kompas.com
http://perpusbpbatam.blogspot.co.id/2015/11/pentingnya-mengenalkan-perpustakaan.html