Jumat, 17 Juni 2016

Budaya Literasi (artikel 2)

Mengakrabkan Siswa dengan Perpustakaan Sekolah di Era Gadget

 

Sumber gambar : http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg

Perpustakaan menjadi jaminan pendidikan di Jepang untuk memajukan generasi muda. Makanya, perpustakaan dengan koleksi komplet menjadi andalan bagi sekolah-sekolah di Jepang untuk menggaet calon-calon siswa.
Media massa di Tokyo, Jepang, Yoshiko Shimbun, dalam wartanya beberapa waktu silam menunjukkan bahwa kebiasaan membaca di Jepang berawal dari sekolah. Sebelum memulai pelajaran, guru mewajibkan siswa membaca selama sepuluh menit. Menariknya, kebiasaan ini berlangsung lebih dari 30 tahun (dalam http://edukasi.kompas.com).

Di Indonesia sendiri kita sering mendengar ungkapan "Perpustakaan adalah jantung sekolah". Ungkapan inilah yang sering kita jumpai di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Perpustakaan sumber pengetahuan untuk para siswa melalui buku-bukunya. Sayang, di era gadget saat ini nasib perpustakaan semakin terpinggirkan. Mengapa terjadi?
Dunia gadget sudah menjangkau kehidupan mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak. Berbagai konten disajikan dan dapat diakses dengan mudah melalui gadget. Pengaruh game online, konten internet yang memberikan informasi secara instan, menjadikan buku serasa jauh dari anak-anak. Sangat disayangkan pula banyak situs-situs internet memberikan informasi tidak mendidik seringkali dapat diakses secara bebas oleh anak-anak melalui gadget mereka.
Hal itu tentu memerlukan perhatian setiap sekolah-sekolah untuk mengakrabkan kembali siswa-siswanya dengan perpustakaan dengan meningkatkan minat baca siswa melalui budaya literasi. Budaya literasi dirancang untuk membiasakan anak gemar membaca dan menulis, Penumbuhan budaya literasi mengambil model penumbuhan budi pekerti lima belas menit pertama sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Modelnya adalah membaca, mengkonstruksi, dan menulis kembali hasil bacaan, dan bahan bacaan yang nanti disiapkan tentunya relevan dengan perkembangan psikologi dan kecerdasan siswa.
Untuk memulai menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas kecakapan berbahasa Indonesia melalui membaca dan menulis dapat difokuskan sejak sekolah dasar. Untuk itu, marilah sebagai orang tua maupun guru  yang sangat peduli terhadap masa depan anak didik kita, perlu selalu memberikan pengarahan positif  agar anak dapat mengembangkan potensinya dan menciptakan prestasi-prestasi cemerlang melalui gemar membaca di perpustakaan sekolah.

Sumber bacaan :
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1891
http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
http://edukasi.kompas.com
http://perpusbpbatam.blogspot.co.id/2015/11/pentingnya-mengenalkan-perpustakaan.html