Mengakrabkan Siswa dengan Perpustakaan Sekolah di Era Gadget
Sumber gambar : http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
Perpustakaan menjadi jaminan pendidikan di Jepang untuk memajukan generasi muda. Makanya, perpustakaan dengan koleksi komplet menjadi andalan bagi sekolah-sekolah di Jepang untuk menggaet calon-calon siswa.
Media massa di Tokyo, Jepang, Yoshiko Shimbun, dalam wartanya
beberapa waktu silam menunjukkan bahwa kebiasaan membaca di Jepang
berawal dari sekolah. Sebelum memulai pelajaran, guru mewajibkan siswa
membaca selama sepuluh menit. Menariknya, kebiasaan ini berlangsung
lebih dari 30 tahun (dalam http://edukasi.kompas.com).
Di Indonesia sendiri kita sering mendengar ungkapan "Perpustakaan adalah jantung sekolah". Ungkapan inilah yang sering kita
jumpai di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Perpustakaan sumber pengetahuan untuk para siswa melalui buku-bukunya. Sayang, di era gadget saat ini nasib
perpustakaan semakin terpinggirkan. Mengapa terjadi?
Dunia gadget sudah menjangkau kehidupan mulai dari orang tua, dewasa, hingga anak-anak. Berbagai konten disajikan dan dapat diakses dengan mudah melalui gadget. Pengaruh game
online, konten internet yang memberikan informasi secara instan, menjadikan buku serasa jauh dari anak-anak. Sangat disayangkan pula banyak situs-situs internet memberikan informasi tidak mendidik seringkali dapat diakses secara bebas oleh anak-anak melalui gadget mereka.
Hal itu tentu memerlukan perhatian setiap sekolah-sekolah untuk mengakrabkan kembali siswa-siswanya dengan perpustakaan dengan meningkatkan minat baca siswa melalui budaya literasi. Budaya literasi dirancang untuk membiasakan anak gemar membaca
dan menulis, Penumbuhan budaya literasi mengambil model penumbuhan budi pekerti lima
belas menit pertama sebelum pelajaran dimulai, sebagaimana yang
dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Modelnya adalah membaca, mengkonstruksi, dan
menulis kembali hasil bacaan, dan bahan bacaan yang nanti disiapkan
tentunya relevan dengan perkembangan psikologi dan kecerdasan siswa.
Untuk memulai menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas
kecakapan berbahasa Indonesia melalui membaca dan menulis dapat difokuskan sejak sekolah dasar. Untuk itu, marilah sebagai
orang tua maupun guru yang sangat peduli terhadap masa depan anak didik
kita, perlu selalu memberikan pengarahan positif agar anak dapat mengembangkan
potensinya dan menciptakan prestasi-prestasi cemerlang melalui gemar membaca di perpustakaan sekolah.
Sumber bacaan :
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1891
http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
http://edukasi.kompas.com
http://perpusbpbatam.blogspot.co.id/2015/11/pentingnya-mengenalkan-perpustakaan.html
Sumber bacaan :
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1891
http://www.dw.com/image/0,,16944779_303,00.jpg
http://edukasi.kompas.com
http://perpusbpbatam.blogspot.co.id/2015/11/pentingnya-mengenalkan-perpustakaan.html